Mengenang kisah pilu warga Aceh di Museum Tsunami Aceh

By CERITA WINNIE BLOG - June 19, 2017



Masih terngiang dibenak saya Desember 2004 silam bagaimana dahsyatnya bencana tsunami meluluh lantahkan kota Aceh. Tepat waktu itu saya sehabis merayakan momen natal tiba-tiba saya dikagetkan dengan pemberitaan di media televisi telah terjadi bencana tsunami di kota Aceh.

***

"Kota Aceh berbenah" mungkin kata itu yang menurutku pas dengan kota Aceh sekarang setelah kejadian 2004 silam yang menimpa kota ini.

Dan setelah kejadian tersebut, banyak situs-situs sejarah akibat Tsunami yang bisa dijadikan tempat wisata salah satunya adalah Museum yang dibangun oleh Bapak Ridwan Kamil (walikota kota Bandung) namannya Museum Tsunami Aceh.

Ada apa saja ya didalamnya? Aku juga penasaran, oke saya bahas disini....




Di dalam Museum Tsunami dibagi empat bagian utama, yaitu :

1. Ruang Lorong Tsunami.


Memasuki ruang pertama namanya ruang lorong tsunami, pengunjung harus melewati lorong yang gelap banget dengan dinding air sesekali terdengar suara gemuruh air. Katanya gemuruh air itu seperti gemuruh ombak pada saat terjadinya tsunami. Saya sempat takut juga karena lorong sangat gelap dan suara gemericik air yang keluar dari lorong ini membuat saya merinding.


Ruang Renungan, lorong yang gelap
2. Ruang Memorial Hill.


Dari ruang lorong tsunami, ruang memorial hill ini yang membuat saya pilu tapi untunglah disini ada sesikit cahaya walaupun remang-remang.

disini ada banyak layar monitor dimana layar monitor terdapat foto-foto korban bencana tsunami 26 desember 2004 silam. Selain korban-korban ada juga beberapa bangunan yang rusak akibat kedahsyatan tsunami. tak terasa air mata saya menetes dipipi. Sedihh liatnya. 

Ruang Memorial Hill
3. Ruang Sumur Doa.

Memasuki ruang sumur doa terdengar sayup-sayup suara adzan berkumandang. Ruangan ini dinamakan ruang sumur doa. Di ruang sumur doa, bentuknya seperti cerobong melingkar keatas dan tepat diatas ditengah-tengah adal lafal "Allah" dengan tulisan Arab. Disetiap dindingnya tersusun nama-nama korban yang tidak selamat dari bencana tsunami. 


3. Hope Bridge

Dari ruang sumur doa ini ada sebuah jembatan membentang ditengah-tengah kolam ikan. Di jembatan ini begitu terang karena diatas masuk cahaya yang menyinari jembatan tersebut. Seolah-seolah dari kejadian yang menimpa aceh masih ada cahaya pengharapan.

Dan tepat diatas jembatan tersebut ada beberapa bendera dan tulisan "damai" dari 55 negara negara belahan dunia yang menjadi donatur rekonstruksi museum ini dan negara-negara ini juga membantu dalam merehabilitasi masyarakat aceh dalam mengembalikan jiwa mereka setelah kejadian bencana tsunami.




Memasuki lantai 2, ada ruang-ruang multimedia seperti ruang audio, ruang pamer tsunami, pra tsunami, saat tsunami dan pasca tsunami.

4. Ruang Pamer Tsunami.


Di ruang ini semua tentang tsunami dibahas mulai dari beberapa peristiwa tsunami, ada juga beberapa artefak-artefak sisa kedahsyatan tsunami. Mulai dari artefak alquran yang sudah bercampur lumpur, sisa alat rumah tangga sampai kendaraan yang sudah usang akibat tsunami.


Selain artefak-artefak sisa kedahsyatan tsunami, ada juga diorama tsunami. Diorama gelombang tsunami yang tingginya lebih tinggi dari pohon kelapa dimana juga ada miniatur orang-orang yang berlari ketakutan, ada juga diorama masjid raya baiturahman yang saat itu menjadi saksi kedahsyatan tsunami. Sampai diorama kapal PLTD Apung yang beratnya 2600 ton terseret sampai ke tengah-tengah kota.




Di lantai 3 ada ruang geologi, ruang pendidikan dan mushola. Di ruang geologi ini terdapat informasi tentang tsunami, bagaimama tsunami itu bisa terjadi dan ada juga beberapa simulasi tentang bagaimana jika terjadi tsunami dan pencegahannya.

Selain itu ada juga beberapa simulasi rumah-rumah yang kokoh apabila diterjang tsunami.






Tak terasa kami sudah melewati semua ruang yang ada disini. Miris memang jika kita melihat saat peristiwa tsunaminya tapi dimuseum ini juga diingatkan kalau setiap ada bencana pasti ada harapan dan tangan-tangan yang membantu kita dalam kesusahan.

Kalau kamu ke Aceh, jangan lupa menyambangi museum ini setidaknya kita bisa melihat bagaimana penderitaan saudara-saudara kita dan belajar cara menghadapi apabila tsunami datang.



Regards


Winnie



  • Share:

You Might Also Like

0 Comments