Kalau waktu saya ke Surabaya kemaren saya mengunjungi Tugu Suro dan Boyo, saat ini saya sebagai warga Jakarta mau menjelajah ke Tugunya warga Jakarta yaitu Tugu Monas. Jujur saja, saya sudah lama tinggal di kota Jakarta tapi saya jarang sekali ke Tugu Monas, hehehe (bagaimana ini!!!). Nah mumpung kali ada waktu senggang dan pengen menyegarkan otak dulu kenapa ga coba jalan-jalan sore aja ke Tugu Monas bersama keluarga.

Untuk biaya masuknya tidak dipungut biaya alias Gratis. Horeee!! Hanya bayar uang parkirnya saja, waktu itu saya 2 jam hanya bayar Rp. 6.000,-. Sesampainya disana, kami pun dihampiri oleh pak kusir untuk memakai jasanya dengan naik delman namun saya saat itu lebih memilih untuk berjalan kaki karena selain sehat tapi juga hemat :)

Sebelum masuk ke gerbang utamanya, kita diarahkan menuju Food & Culture Park "Lenggang Jakarta". Ternyata didalamnya adalah tempat-tempat makan nusantara, jangan kuatir untuk harga, di sini harga tidak di lebih-lebihkan oleh pedagang. Contohnya saya sempat membeli cemilan gorengan, satu gorengan dihargai dengan Rp. 2.000,- dan minuman es buah dengan harga Rp.10,000,-

Selain makanan juga ada yang berjualan souvenir-souvenir atau barang-barang lainnya yang bisa kita jadikan oleh-oleh buat keluarga di rumah. Memang Monas saat ini sudah lebih teratur dan rapi. Salut saya dengan Pak Gubernur kita Bapak Ahok yang bisa mengubah Monas menjadi lebih teratur dan memberikan kenyamanan untuk pengunjungnya.

Jika kita agak lebih siang lagi mengunjungi Tugu Monas, kita bisa melihat indahnya kota Jakarta dari atas Monas dan didalam Tugu Monas tersebut terdapat Museum tentang sejarah Tugu Monas ini sendiri. Tapi jika mau menikmati Tugu Monas disore hari sambil duduk seperti saya ini bisa kalian berkunjung sekitar jam 16.00 an agar tidak ketemu sinar matahari yang begitu terik.

Duduk-duduk di sekitaran Monas sambil ngobrol-ngobrol santai membuat segar pikiran dan tak terasa hari sudah berubah menjadi malam. Dan kalau sudah malam inilah yang saya suka karena di sekitaran Monas ini banyak lampu-lampu yang menghiasi dan Monasnya pun penuh dengan lampu-lampu yang berwarna warni. Cantiknyaa!!

Menikmati pemandangan dengan landscape gedung-gedung bertingkat

MONAS di malam hari. Cantik ya!!

Salah satu kegiatan yang gak boleh dilewatkan saat mengunjungi satu kota yaitu mencicipi makanan yang terkenal di kotanya. Dan ini merupakan salah satu kuliner yang saya coba waktu saya mengunjungi kota Batu namanya Pos Ketan Legenda.

Nah kalau kita ingin mencoba Pos Ketan ini harus siap antri karena memang Pos Ketan Legenda ini sudah sangat terkenal seantero jagad raya dan sekitarnya.hehe (lebay yach). Tidak susah untuk mencari kedai makan ini, cukup kita kedaerah Alun-alun kota Batu, dan Pos Ketan ini berada di sebelah bagian barat dari alun-alun ini. Tempatnya tidak begitu besar namun di depan Pos Ketan Legenda ini diberi bangku-bangku untuk pengunjung yang tidak kebagian tempat duduk di dalam. Bahkan terkadang ada beberapa pengunjung yang rela makan sambil berdiri saking penuhnya tempat duduk di dalam maupun di luar.

Pos Ketan ini buka setiap hari dari jam 4 sore sd jam 3 dini hari. Harga ketan disini bervariasi dari mulai Rp. 4.000,- sd Rp.10.000,- . Ada banyak variasi topping untuk ketannya, ada yang ingin topping manis, gurih, dan topping buah juga ada. Yang paling favorit adalah Ketan Susu Durian dengan harga Rp.10.000,-. 

Waktu itu saya mencoba ketan dengan topping manis yaitu Ketan Susu Keju Meses. Hhmmm Yummy!!. Lihat saja saking doyannya saya makan dulu baru saya foto ketannya, hehe (dasar emang saya lapar!!)

Untuk minumannya disini ada Susu Jahe, Teh, Kopi, STMJ, Soda Gembira, dan Susu Murni. Kalau saya lebih suka Teh Hangat saja sangat cocok untuk melawan dinginnya udara malam di Kota Batu ini. Jika kita berkunjung ke kota Batu jangan lupa mampir ke Jl. KH. Agus Salim, Junrejo, Batu tepatnya sebelah barat dari Alun-alun kota Batu. 

Selamat menikmati :)

Enjoy my Blog

Salam 

WinTravel

Jika Jakarta punya Monas, Bandung punya Gedung Sate maka kota Surabaya punya Monumen Suro dan Boyo. Suro yang berarti Ikan Sura (Hiu) dan Boyo yang berarti Buaya. Perpaduan nama dari kedua hewan ini pun menjadi sebuah kota di sebelah timur Pulau Jawa yaitu Surabaya.Bentuknya yang unik yaitu seekor Buaya dan Ikan Hiu yang sedang melingkar seperti membentuk huruf S menjadikan monumen ini menjadi salah satu landmark kota Surabaya.

Beruntung sekali waktu saya sedang berada di kota Surabaya yang sering dijuluki sebagai kota Pahlawan ini. Saya berkesempatan mengunjungi Monumen Suro dan Boyo. Monumen ini berada di antara Kali Mas dan Monumen Kapal Selam (Monkasel).

Di area ini juga terdapat Monumen Kapal Selam yang merupakan salah satu dari monumen-monumen yang berada di kota Surabaya. Namun saya tidak sempat kesana karena keterbatasan waktu. Tapi saya sempat berfoto-foto diluar monumen kapal selam ini.
 

Banyak turis baik turis mancanegara ataupun turis lokal yang sekedar berfoto-foto di area Monumen tersebut ataupun hanya sekedar menghabiskan waktu sore mereka karena memang daerah sini memang sangat cocok untuk menghabiskan waktu sore sambil menghadap ke Kali Mas dengan Jembatan Merah.